Bank Perkreditan Rakyat (BPR) semakin tergerus pangsa pasarnya akibat kehadiran pelaku industri jasa keuangan Financial Technology (Fintech) pada satu dasawarsa terakhir. Gagap BPR menghadapi Fintech semakin terlihat dari sepinya inovasi layanan perbankan secara digital.
Hingga pertengahan tahun 2020, jumlah BPR di Indonesia mencapai 1.533 BPR. Jumlah BPR di Indonesia tersebut mengalami tren penurunan dibanding pertengahan tahun 2019 yang mencapai 1.581 BPR. Adapun jumlah dana kredit yang disalurkan BPR mengalami stagnasi atau pelambatan hanya di sekitar IDR140 triliun pada tahun 2019 sampai pertengahan tahun 2020.
Sebagai perbandingan, sudah terdapat 158 Fintech terdaftar dan 33 Fintech Berijin resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2020. Total dana pinjaman yang sudah disalurkan Fintech mencapai IDR113,5 triliun hingga pertengahan tahun 2020. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 yang mencapai IDR81,5triliun dan tahun 2018 mencapai IDR22,6 triliun. Jumlah yang akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Begitu pun dengan jumlah konsumen peminjam atau debitur Fintech, sampai pertengahan tahun 2020 jumlah konsumen peminjam (Borrower) mencapai 25,7 juta peminjam. Jumlah peminjam mengalami peningkatan pesat dibanding tahun 2019 mencapai 18,5 juta konsumen peminjam dan tahun 2018 mencapai 4,3 juta peminjam.
Salah BPR terbesar di Indonesia, BPR Karya Jatnika Sadaya (BPR KS) rupanya sadar betul posisinya kian terancam bila tidak cepat menyesuaikan diri dengan peeubahan zaman. Pada tahunn2016, BPR KS merilis aplikasi mobile banking yang sudah diunduh lebih dari 10 ribu kali di Google Play Store. Dan ada beberapa BPR lain juga meluncurkan aplikasi mobile banking serupa, seperti BPR Nusamba Cepiring dan BPR Danamas.
Agar tidak gagap menghadapi Fintech, BPR perlu membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan Fintech seperti yang sudah dilakukan oleh salah satu Bank BUKU IV, Bank BRI melalui aplikasi CERIA. Begitu juga dengan Bank Central Asia (BCA) tengah mempersiapkan secara khusus Bank Digital BCA, dengan mengakuisisi Bank Royal Indonesia. Kecepatan dalam menyesuaikan bisnis dan produk menjadi salah satu kunci agar BPR bisa bertahan di tengah persaingan industri bisnis keuangan digital yang sangat ketat.
EmoticonEmoticon