Perusahaan dalam melakukan pencatatan sediaan barang dagang atau bahan baku bebas untuk memilih metode yang digunakan dalam sistem pembukuan. Seperti diketahui, dalam manajemen sediaan dipakai 2 metode pencatatan yaitu First In First Out (FIFO) dan Last In First Out (LIFO).
Metode FIFO adalah metode pencatatan sediaan barang dagang atau bahan baku yang pertama kali dibeli sebagai stok sediaan dalam suatu kurun waktu tertentu, dipakai dalam proses produksi maupun penjualan. Dengan kata lain, sediaan yang masuk pertama itu yang keluar pertama. Perusahaan yang cocok dengan metode FIFO ini adalah perusahaan produksi makanan dan minuman karena sangat tergantung dengan bahan baku atau bahan mentah yang cepat basi.
Metode LIFO adalah metode pencatatan sediaan barang dagang atau bahan baku yang mana stok sediaan terakhir masuk gudang itulah yang akan dipakai dalam proses produksi atau penjualan. Dengan kata lain, sediaan yang masuk terakhir ke gudang itulah yang keluar pertama. Perusahaan yang cocok dengan metode LIFO adalah perusahaan dagang yang menjual barang jadi.
Metode LIFO kurang cocok digunakan perusahaan manufaktur atau produksi makanan dan minuman karena bahan baku memiliki daya tahan sangat singkat. Bila stok sediaan dibiarkan terlalu lama di gudang, khawatirnya bahan baku menjadi basi dan rusak sehingga tidak bisa digunakan lagi.
Sebagian perusahaan bahkan menggunakan kombinasi dari kedua metode tersebut. Jadi dalam mencatat sediaan di gudang yang akan dijual atau diproduksi, perusahaan tidak terpatok pada salah satu metode tersebut. Fleksibilitas metode yang digunakan dalam manajemen sediaan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi stok sediaan di gudang dengan kebijakan produksi atau penjualan masing-masing perusahaan.
Contoh penerapan Metode FIFO dan LIFO dalam perusahaan dagang jenis swalayan. Semua barang dagangan di toko swalayan adalah produk jadi siap konsumsi atau siap pakai. Sebagai contoh, pada tanggal 1 September 2020 Swalayan TekTok membeli sediaan barang dagang berupa 40 jenis produk makanan dan minuman, di mana masing-masing produk dibeli 10 dus. Kemudian pada tanggal 5 September 2020, Swalayan TekTok melakukan pembelian stok barang dagangan lagi sebanyak 20 jenis makanan dan minuman di mana masing-masing produk 10 dus.
Bila swalayan menggunakan metode FIFO dalam manajemen sediaan barang dagang, maka produk yang akan dijual adalah stok sediaan yang dibeli pada tanggal 1 September 2020. Bila penjualan laris, maka perusahaan akan menghabiskan stok yang tanggal 1 September terlebih dahulu, bila habis maka baru perusahaan menjual stok sediaan yang dibeli tanggal 5 September 2020.
Sebaliknya, bila swalayan menggunakan metode LIFO dalam manajemen sediaan barang dagang, maka produk yang dijual adalah stok sediaan barang dagang yang dibeli tanggal 5 September 2020. Bila penjualan laris, maka perusahaan akan menghabiskan stok yang tanggal 5 September terlebih dahulu, baru kemudian mengambil stok sediaan yang dibeli tanggal 1 September 2020.
Untuk penerapan metode FIFO dan LIFO pada perusahaan manufaktur di bidang makanan dan minuman, kayu mebel dan lain-lain secara umum kurang lebih sama. Nah, sudah mulai paham kan metode FIFO dan metode LIFO dalam manajemen sediaan.
EmoticonEmoticon