Author 
Masa depan transportasi dunia sedikit banyak sudah mulai terkuak dengan hadirnya kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Beberapa kendaraan listrik yang sudah mengaspal di jalanan dunia antara lain BMW i3, Tesla Model 3, Nissan Leaf, Volkswagen e-Golf, dan lain-lain.
Kendaraan elektrik yang menggunakan pasokan sumber daya berbasis baterai sudah mulai digunakan di sejumlah negara di dunia. Inggris salah satunya, secara resmi mengumumkan sudah mulai meninggalkan kendaraan berbahan bakar bensin dan beralih menggunakan kendaraan listrik secara penuh mulai tahun 2035.
Fenomena kendaraan listrik mendorong pesatnya perkembangan industri manufaktur baterai sebagai pasokan daya utama kendaraan listrik. Seperti diketahui, baterai menjadi pasokan utama daya kendaraan elektrik. Baterai itu sendiri menggunakan bahan baku nikel, kobalt, alumunium, dan tembaga. Hal tersebut menjadi peluang bisnis sangat menjanjikan dan menguntungkan dalam jangka panjang.
Bukan rahasia lagi, Indonesia menjadi negara penghasil bahan baku baterai terbesar di dunia. Sebut saja bijih nikel, tembaga, dan alumunium ada semua di Indonesia. Tak heran jika Tesla, perusahaan besutan Elon Musk sebagai salah satu produsen mobil listrik dunia mulai melirik Indonesia untuk membuka pabrik kendaraan listriknya di Indonesia.
Baterai kendaraan listrik merupakan jenis lithium ion, di mana salah satu bahan baku utama sel baterainya dari nikel. Kandungan bahan baku nikel di Indonesia mencapai sekitar 21 juta ton pada tahun 2018. Bila dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan dapat mendorong kemajuan ekonomi negara Indonesia.
Beberapa daerah di Indonesia sebagai penghasil Nikel terbesar antara lain Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sedangkan, perusahaan tambang penghasil nikel yang berdiri di Indonesia antara lain PT Aneka Tambang Tbk, PT Vale Indonesia Tbk, PT Timah Tbk, dan lain-lain. Saatnya Indonesia menjadi raja kendaraan listrik dunia melalui penyediaan bahan baku baterai dan produk jadi baterai kendaraan listrik.
EmoticonEmoticon